Kamis, 23 Agustus 2012

“Betapa Salahnya Aku, Melalaikan Berbakti Kepada Orang Tua Setelah Menikah”


Sungguh sangat disayangkan sebuah sikap yang dilakukan oleh sebagian suami yang menjadi lalai dari berbakti kepada orang tuanya setelah ia menikah. Bahkan sebagian mereka melakukan sikap-sikap kedurhakaan. Dulu sangat perhatian dengan orang tuanya, mendoakannya, mengunjunginya, menanyakan khabarnya, menyisihkan uang untuk kedua orang tuanya namun setelah menikah itu semua menjadi kenangan. Jarang telpon menanyakan khabar kedua orang tuanya, jarang mendoakannya dan hal-hal baik yang lainnya tidak ia lakukan lagi. Hal itu terjadi setelah dirinya menikah. Dan hal itu (lalai dari berbakti kepada orang tua setelah menikah) diantara sekian banyak kesalahan yang dilakukan oleh sebagian suami.
Semua kita tahu kedudukan orang tua kita disisi kita dan tentu diantara orang yang paling berhak menerima kebaikkan kita adalah orang tua kita. Dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata, seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahhu ‘alaihi wasalam seraya berkata :

مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِى قَالَ « أُمُّكَ ». قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « ثُمَّأُمُّكَ ». قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « ثُمَّ أُمُّكَ ». قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « ثُمَّ أَبُوكَ »

“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Beliau menjawab : “Ibumu.” Dia bertanya kembali : “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab : “Ibumu.” Dia bertanya kembali : “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab : “Ibumu.” Dia bertanya kembali : “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab : “Ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wahai para suami, ada hal-hal yang bisa anda lakukan untuk tetap bisa berbakti kepada orang tua setelah anda menikah
  1. Berdoa kepada Allah Ta’aala agar Allah memberikan pertolongannya untuk berbakti kepada orang tua :

 رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْأَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ

“Ya Rabbku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai.” (Qs. An-Naml : 19)
  1. Mengingat-ingat keutamaan berbakti kepada orang tua
Banyak dalil tentang hal ini diantaranya Allah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata, aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيُّ قَالَ ثُمَّ بِرُّالْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيُّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ

“Amal apakah yang paling Allah cintai?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi : “Kemudian apa lagi?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Berbakti kepada orang tua.” Aku bertanya lagi : “Kemudian apa lagi?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  1. Mengingat-ingat bahaya durhaka kepada orang tua
Dan dalam sebuah Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلاَثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ الإِشْرَاكُ بِاللَّهِوَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ

”Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa besar yang paling besar (diucapkan 3 kali), para shahabat berkata : ‘Tentu wahai Rasulullah’, Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam bersabda: ‘ Menyekutukan Allah (berbuat syirik) dan durhaka kepada orang tua… ” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Bakrah Radiyallaahu ‘anhu)
  1. Mengingat-ingat kebaikan, jasa dan pengorbanan orang tua kita kepada kita. Insya Allah kita lebih tahu masing-masing tentang betapa banyak kebaikan orang tua kita kepada kita.
  2. Menjauhi semua sikap yang menjadi sebab orang tua menilai anda telah berubah sikapnya kepada mereka setelah menikah
  3. Lebih menambah kebaikan kepada orang tua kita baik secara maknawi ataupun khisi, seperti perhatian, kasing sayang dan yang lainnya atau bantuan, memberikan uang, hadiah dan yang lainnya
  4. Menjauhi semampunya untuk melibatkan terhadap permasalahan-prmaslahan yang terjadi dalam rumah tangga kita
  5. Bersemangat menjadi sebab agar hubungan antara kedua orang tua baik dengan istinya.
  6. Mentarbiyah istri kita untuk ta’awun dalam kebaikan, diantaranya adalah ta’awun dengan suami untuk berbakti kepada orang tuanya.
Wahai para suami sungguh kehidupan yang baik ketika engkau berbakti kepada orang tuamu sebelum dan setelah menikah dan memenuhi hak-hak istrimu dan bergaul yang baik dengan mereka.
Allah Ta’aala berfirman:

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (Qs. An-Nisa’ : 36)

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

 “ Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Qs. Al-Isra : 23)

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالمَعْرُوفِ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Qs. Al-Baqarah : 228)
Semoga Allah Ta’aala memberikan taufiq kepada kita untuk sesantiasa berbakti kepada orang tua dan menjadi suami yang baik.

Ditulis oleh Abu Ibrahim Abdullah Al-Jakarty