Kamis, 13 Desember 2012

EUFORIA TAHUN BARU


بسم الله الرحمن الرحيم

Suara terompet memekakan telinga, disusul bunyi petasan, kembang api, hampir tidak pernah berhenti. Jalan Malioboro boleh dibilangmemang tak pernah sepi. Tetapi malam itu, jangankan mobil, sepeda motor hampir tidak bisa jalan karena padatnya manusia di sepanjang ruas jalan di Jogja itu. Malam tahun baru semakin larut, seolah mengiring meriahnya suasana yang didominasipasangan muda mudi. Wallahul musta'an wa ilaihi musytaka. Allah-lah tempat meminta pertolongan dan kepada-Nya kita mengadu.

Dibagian tempat lainnya, manusia berjingkrak-jingkrak keirangan mengikuti irama musik dari band kesukaannya. 'Ritual' seperti ini, melewati detik-detik pergantian tahun dengan 'jalan-jalan', parade band, dan pesta pora, hampir terjadi di setiap keramaian seluruh penjuru negeri ini. Sangat ironis, Dari sudut pandang manapun menyimpulkan bahwa kegiatan seperti ini tidak ada nilai positifnya, alias full maksiat dan penuh dosa. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun..

Coba kita lihat dengan cara pandang yang paling sederhana. Berapa rupiah yg terbuang sia-sia? Kita bandingkan dengan keadaan siang harinya di tempat yang sama, para pengemis, tuna wisma, sangat mudah dijumpai. Seandainya uang itu untuk mereka, atau bapak tukang becak yang menanggung nafkah keluarga, atau anak putus sekolah yang harus hidup dengan menjual koran di pinggir jalan, tentu alokasi uan tepat terarah, bermanfaat, dan berpahala, insya Allah. Belum lagi kepada para dhu'afa orang-orang fakir miskin di pelosok daerah yang mungkin tidak pernah terlintas dalam benak mereka yang senang foya-foya ini.

Semakin dewasa, kita seharusnya lebih cerdas berfikir, selalu menimbang arah dan tujuan, maslahat, dan mafsadat sebelum bertindak. Tahu baru mestinya banyak merenung, instropeksi, dan mereka ulang setiapagenda untuk hari depan yang lebih cerah. Hari ini seharusnya kita gunakan untuk merenungi kenapa tahun lalu banyak gagal dalam targetnya untuk diperbaiki sistem dan caranya, mangapa tahun lalu banyak terjatu dalam dosa, untuk dikekang dan ditahan nafsu serta syahwatnya, begitu seterusnya. Kita harus sadar bahwa jangankan tahun berlalu, setiap detik umur kita semakin berkurang. Mau tidak mau, kita senantiasa melangkah dan berjalan menuju kematian. Nanti, besok, atau lusa, tidak ada yang tahu. Sedangkan kita pasti mempertanggung jawabkan apa yang telah kita perbuat. Sebelum terlambat, segera tinggalkan salah kaprah yang telah menjadi budaya ini.Lebih jauh, dari kaca mata agama, acara seperti ini adalah acara pengundang murka dan azab Allah Ta'ala..

1.  Mengganggu Ketertiban
Membuat jalan macet, kegaduhan, bahkan petasan yang berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain, sama sekali tidak diizinkan dalam syari'at. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yag mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (QS. Al-Ahzab : 58)

Berapa orang yang acara pentingnya tertunda karena kemacetan jalan? Berapa orang yang merasa bising dengan suara-suaranya? Cukuplah alasan ini untuk menghentikan acara ini.

2.  Mubadzir
 Mubadzir adlah menghambur-hamburkan uang. Terompet, kembang api, petasan, bensin bahan bakar motor, semuanya terbuang sia-sia. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan tindakan semacam ini sebagai perilaku saudara setan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya para pelaku tindak mubadzir (pemboros-pemboros) itu adalah saudara syaithan. Dan syaithan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya." (QS. Al-Isra' : 27)

Belum lagi waktu yang berlalu terbuang. Sungguh celak orang yang tidak mamanfaatkan waktunya untuk beribadah  kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Betapa kita sering mendengar satu surat yan Allah Ta'ala bersumpah dengan waktu (QS. Al-Ashr), ini karena pentingnya memanfaatan waktu.

3.  Ikhtilath
Campur baur laki-laki dan perempuan pengumbar aurat, bersenggolan, boncengan dengan bukan mahram malam-malam, hal ini sangat dekat sekali dengan zina. Padahal Allah YAng Maha Suci berfirman:

"Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk." (QS. Al-Isra' : 32)

Sayang, betapa banyak orang yang sombong, buta, dan tuli qalbunya. Apabila rasa malu dari perempuan telah hilang, nafsu laki-laki tak terkekang, sementara setan disekelilingnya lihai sangat jalang, kira-kira apakah arti sebuah kehormatan?

4.  Tasyabbuh
 Coba kita tarik mundur kebelakang, sejak kaan acara penyakit ini menjangkiti? Kepada siapakah orang-orang itu mengikuti? Acara-acara glamour, hura-hura, lupa daratan seperti ini tidak lain adalah budaya orang-orang kafir. Orang-orang yang selalu mengalihkan perhatian agar tidak ingat terhadap kematian.

Dengan kata lain, acara seperti ini adalah acaranya orang yang takut mati. Karena mereka tidak siap menghadapi hisab. Mereka tidak mau mempertangung jawabkan perbuatan mereka di dunia, bahkan yang mereka inginkan adalah hidup sebatas dunia saja.

Karena ketakutan inilah, mereka berupaya melupakan dan mencari teman sebanyak-banyaknya dalam neraka. Jadi, ternyata acara ini adalah budaya orang-orang kafir, yang berarti ikut-ikutan adalah tasyabbuh atau menyerupai mereka. Padahal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Siapa yang menyerupai sebuah kaum maka ia termasuk kaum tersebut."
(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan yang lainnya. dishahihkan oleh Syaikh Albani raimahullah dlm Shahihul Jami')

Maka kita tekankan, bahwa satu saja dari sekian banyak kejelekan yang diantaranya kita singgung ini, cukup bagi kita untuk menjauhi acara semacam ini.

Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita berusaha mengisi setiap saat yang kita lalui untuk beribadah, mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena hanya untuk inilah kita diciptakan.Walaupun tidak kita ingkari, kondisi yang lemah, bodoh, dan zalim ini akrab dengan kita sebagai manusia, tetapi hendaknya usaha dan do'a tetap sebagai senjata, dibarengi dengan selalu bertaubat dan istighfar kepada-Nya. Memana dunia adalah medan ujian dan cobaan, tetapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menjamin pertolongan kepada siapa yang berusaha dan meminta kepada-Nya. Ingatlah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengingatkan kepada kita semua untuk jangan lupa dan tertipu:

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megah antara kalian, serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kalian lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Haddid : 20)

------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber :
Disalin dari majalah Tashfiyah, hal. 58 edisi 11 vol. 01 1433H - 2011M