Kamis, 23 Agustus 2012

“Jangan Pernah Kau Meninggalkan Shalat”


Allah Ta’aala menciptakan kita hanya untuk beribadah kepada-Nya saja dan diantara ibadah yang diperintahkan adalah shalat, bahkan shalat adalah seutama-utama ibadah dan tiang agama. Shalat mempunyai banyak keutamaan, diantaranya :
  1. Shalat adalah tiang agama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

رأس الأمرا إسلام , وعموده الصلاة , وذروةسنامه الجهاد

“Puncak perkara adalah islam, tiangnya adalah shalat dan yang tertinggi adalah jihad.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di Irwa’)
  1. Shalat adalah ibadah yang pertamakali di hisab
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أول مايحاسب به العبد يوم القيامة الصلاة، فإن صلحت صلحسائرعمله وإن فسدت فسد سائر عمله

 “ Yang pertamakali akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat, jika baik shalatnya baik seluruh amalannya jika rusak shalatnya rusak seluruh amalannya.” (HR. At-Thabrani dan dishahikan oleh Syaikh Al-Bani di As-Shahihah)
  1. Shalat yang seutama-utama amalan setelah syahadat
Dalam sebuah hadist

عَنْ عَبْدِاللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَاللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-أَىُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ قَالَ « الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ «بِرُّالْوَالِدَيْنِ ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ

“Dari Abdullah bin Mas’u berkata, aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, amalan apakah yang paling utama? Beliau menjawab : “Shalat tepat pada waktunya” aku berkata lagi, kemudian apa lagi? Beliau menjawab : “Berbakti kepeda orang tua”. aku berkata lagi, kemudian apa lagi? Beliau menjawab: “Jihad di jalan Allah”(HR. Bukhari dan Muslim)
  1. Shalat sebab dihapuskannya dosa-dosa kita
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :

وَأَقِمِ الصَّلاةَ طَرَفِيِ النَّهَا رِوَزُلَفًامِنَالليْلِإِنَّالْحَسَنَاتِيُذْهِبْنَالسَّيِّئَاتِذَلِكَذِكْرَىلِلذَّاكِرِينَ

“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Qs. Hud : 114)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إن العبد المسلم ليصلي الصلاة يريد بها وجه الله فتهافت عنه ذنوبهكما تهافت هذا الورق عن هذه الشجرة

“Sesungguhnya seorang hamba melaksakan shalat yang dengannya mengharapkan wajah Allah, maka akan berguguran dosanya sebagaimana berguguran daun dari pohon.” (HR. Ahmad : 5/179 di hasankan oleh Syaikh Al-Albani di shahih at-targhiib :384)
  1. Shalat sebab seseorang mendapat pahala yang besar
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :
وَالمُقِيمِينَالصَّلاةَوَالمُؤْتُونَالزَّكَاةَوَالمُؤْمِنُونَبِاللهِوَالْيَوْمِالآخِرِأُوْلَئِكَسَنُؤْتِيهِمْأَجْرًاعَظِيمًا
“Dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. orang-orang Itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (Qs. An-Nisa’ : 162)
  1. Shalat sebab terbesar dimasukkannya seseorang kedalam surga
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :
وَالَّذِينَهُمْعَلَىصَلَوَاتِهِمْيُحَافِظُونَ أُوْلَئِكَهُمُالْوَارِثُونَ الَّذِينَيَرِثُونَالْفِرْدَوْسَهُمْفِيهَاخَالِدُونَ
“dan orang-orang yang memelihara shalatnya. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.” (Qs. Al-Mu’minuun :9-11)
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :
وَالَّذِينَهُمْعَلَىصَلاتِهِمْيُحَافِظُونَ أُوْلَئِكَفِيجَنَّاتٍمُكْرَمُونَ
 “..dan orang-orang yang memelihara shalatnya. mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan.” (Qs. Al-Ma’aarij : 34-35)
Lihatlah wahai saudaraku betapa agung dan utamanya ibadah shalat, maka dari itu jangan sampai kita melalaikannya apalagi sampai meninggalkannya.
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :
فَوَيْلٌلِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَهُمْعَنْصَلاتِهِمْسَاهُونَ الَّذِينَهُمْيُرَاءُونَ وَيَمْنَعُونَالمَاعُونَ
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna” (Qs. Al-Maa’uun : 4-7)
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di Rahimahullah menjelaskan tentang maksud “orang-orang yang lalai dalam shalatnya” yaitu “mereka melalaikan shalat,  meninggalkan melaksanakan shalat tepat pada waktunya dan tidak mengerjakan rukun-rukunnya. Dan ini menunjukkan tidak adanya perhatian dengan perintah Allah dimana dia menyia-nyiakan shalat.”(Taisiirul Karimir Rahman)
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman
مَاسَلَكَكُمْفِيسَقَرَ قَالُوالَمْنَكُمِنَالمُصَلِّينَ
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” mereka menjawab: “Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,” (Qs. Al-Mudatsir : 42-43)
Meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya merupakan bentuk kekufuran akbar (besar) yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam menurut ijma’ (kesepakatan para ulama). Adapun seseorang yang meninggalkan shalat karena males atau meremehkan dengan menyakini kewajibannya merupakan dosa yang sangat besar bahkan merupakan dosa kekufuran berdasarkan dari dalil-dalil yang ada.
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman
وَأَقِيمُواالصَّلاةَوَلاتَكُونُوامِنَالمُشْرِكِينَ
 “serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.” (Qs. Ar-Ruum:31)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّبَيْنَالرَّجُلِوَبَيْنَالشِّرْكِوَالْكُفْرِتَرْكَالصَّلاَةِ
“Sesungguhnya pembatas antara seseorang dan kesyirikkan dan kekufuran adalah meninngalkan shalat.” (HR. Muslim dari Sahabat Jabir Radhiyallahu ‘anhu)
Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
الْعَهْدُالَّذِيبَيْنَنَاوَبَيْنَهُمُالصَّلاَةُ،فَمَنْتَرَكَهَافَقَدْكَفَرَ
“Perjajian antara kami dengan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkan shalat sungguh dia telah kafir.” (HR. An-Nasai, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Berkata asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih al-UtsaiminRahimahullaah : ” Kami mendapati  di dalam al-kitab (al-Qur’an) dan as-Sunnah yang keduanya menunjukkan atas kafirnya orang yang meninggalkan shalat.” (Hukmu Tarkis Shalah, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin : 6).
Jadi jangan pernah untuk meninggalkan shalat dan melalaikannya. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang senantiasa mendirikan shalat.

Ditulis oleh Abu Ibrahim Abdullah Al-Jakarty