Selasa, 13 November 2012

Bodoh, adalah Sumber Kehancuran


Oleh Imam Syuhada Al Iskandar
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdu wasy Syukru lillah, Washshalatu was Salam ‘ala Rasulillah, Amma ba’du.
Tiada sikap yang lebih indah dan mulia bagi hamba Allah yang bertauhid, kecuali langkah takwa senantiasa menyertainya dimana pun, kapan pun dan dalam kondisi bagaimana pun. Insya Allah.
Hadirin kaum muslimin yang saya cintai karena Allah,
Tidak ada seorang pun dari kita yang rela disebut “Orang Bodoh”, karena kalimat itu menjadikan seseorang beridentitas rendah dan hina.
Jauh-jauh waktu baginda Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam telah memberikan solusi agar kita terhindar dari kebodohan yaitu denganTholabul ‘Ilmi atau menuntut ilmu, bahkan hal ini diwajibkan bagi setiap insan yang mengaku beragama Islam.
Dalam hadits Anas bin Malik, yang disahihkan oleh Al-Imam Al-Albani, Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda:
“Menuntut ilmu itu wajib dilakukan oleh setiap muslim”.
Jelas, masing-masing kita sebagai pemeluk agama islam, lelaki atau pun perempuan, wajib untuk menuntut dan mempelajari ilmu. Dan sesuatu yang disebut wajib oleh syariat, jika ditinggalkan maka subjeknya akan diazab dan bila dikerjakan maka pelakunya akan diberi pahala.
Tapi pertanyaannya, ilmu manakah yang wajib untuk kita pelajari?
Ilmu apakah yang akan mendatangkan pahala dan balasan baik untuk kita?
Para Ulama Ahlis Sunnah wal Jama’ah dari generasi Sahabat Nabi sampai abad ini sepakat bahwa yang dimaksud dengan ilmu dalam hadits yang mulia ini adalah ilmu agama yakni ilmu syar’i, yaitu segala firman Allah, sabda Rasulullah dan ucapan-ucapan para Sahabat Nabi beserta Ulama-Ulama yang mengikuti pemahaman mereka. Inilah ilmu yang sebenarnya yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim dan Muslimah.
Maka, bila seorang Muslim atau Muslimah tidak peduli terhadap ilmu agamanya, bahkan ia bersikap apatis atau acuh terhadapnya, ia terancam dengan dosa, murka dan siksa Allah azza wa jalla.
Keutamaan ilmu syar’i dan para pelajarnya sangat banyak disebutkan dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits.
Ilmu agama yang harus kita pelajari terbagi pada dua sisi;
Yang Pertama, ilmu agar kita bisa mengenal Allah dan beribadah kepada Nya dengan benar.
Yang Kedua, ilmu agar kita tidak salah langkah dalam urusan dunia di keseharian kita.
Siapa saja yang tidak mengindahkan ilmu agama islam, maka dia akan terseret kedalam banyak kejelekan dan kerusakan, di dunia atau pun kelak di akhirat.
Di dunia, berapa banyak orang yang jatuh dalam kekufuran, kasyirikan, perdukunan, ramalan zodiac, hipnotis, pelet, jimat, mantra-mantra, kemurtadan, kebid’ahan, ashabiyyah fanatisme yang tak syar’i , hizbiyyah dan lain sebagainya.
Berapa banyak laki-laki Muslim yang  jatuh dalam dosa dan maksiat, mencukur jenggot, menjulurkan pakaiannya dibawah mata kaki, berpakaian tapi telanjang, lalai salat berjama’ah di masjid, memakan harta riba, berzina, merokok dan lain sebagainya.
Berapa banyak wanita Muslimah yang jatuh dalam kubangan noda dosa, memamerkan aurat, membuka wajah dan telapak tangan, berpacaran, tabarruj dandanan jahiliah, rela dijadikan komoditas, bepergian tanpa mahram, bekerja di tempat yang tak aman dari laki-laki, sembarangan keluar rumah dan lain sebagainya.
Adapun di akhirat, orang-orang yang apatis dan acuh dengan ilmu agama islam, maka akan merasakan kengerian suasana neraka dan dahsyatnya azab Allah yang mana sebelumnya ia merasakan ketidak-nyamanan tinggal di alam barzakh.
Ini semua terjadi disebabkan kebodohan mereka tentang ilmu agama Allah.
Hadirin kaum mukminin yang dirahmati Allah,
Ilmu agama lah yang akan menyelamatkan kita dari segala kejelekan dan kebinasaan. Syekh Solih bin Fauzan Al-Fauzan ~semoga Allah senantiasa menjaganya~ pernah mengatakan:
“Al Fiqhu Fid Diin ‘Ishmatun Minal Fitan.”
“Faham akan ilmu agama adalah tameng pelindung dari segala macam fitnah dan ujian.”
Orang bodoh nan jahil akan sulit menemukan jalan menuju surga, karena Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam pernah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim, Al-Imam Abu Dawud dan yang lainnya,
“Siapa saja yang menempuh satu jalan dalam rangka menuntut ilmu agama, niscaya Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju surga karena amalannya itu.”
Orang bodoh nan jahil akan sulit untuk merasa takut kepada Allah, karena Rabbul ‘alamin telah berfirman,
” إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ “
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu.” ~Fathir:28~.
Orang bodoh nan jahil tidak mungkin mendapatkan keutamaan, kebaikan dan manfaat seperti yang didapat oleh orang yang berilmu, karena Allah telah menyatakan,
” هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ “
“Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tak berilmu???” ~Az-Zumar:9~.
Orang bodoh nan jahil akan terjauh dari berbagai macam kebaikan, karena Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam telah menyebutkan,
“Siapa saja yang Allah kehendaki mendapatkan kebaikan, maka Allah akan memahamkannya terhadap urusan agama”.
Tidak ada keberuntungan bagi orang yang bodoh nan jahil, tidak ada keberhasilan bagi orang yang bodoh akan ilmu syar’i, tidak ada kesuksesan bagi orang yang tidak tahu ilmu agama Allah, dan tidak ada laba yang bernilai bagi orang yang tak mengerti tentang ilmu yang diwariskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam.
Wahai hamba-hamba Allah yang mulia,
Al Imam Abdullah bin Abbas pernah memberikan nasihat emas kepada kaum muslimin di zamannya, kata beliau,
“Jadilah kalian orang-orang Rabbani, Halim dan Faqih.”
Rabbani adalah orang yang mampu mendidik manusia dari yang asalnya bodoh menjadi berilmu.
Halim adalah orang yang memiliki ketenangan dan kesabaran dalam segala hal.
Faqih adalah orang yang faham, tahu dan mengerti akan ilmu-ilmu Agama Allah.
Sungguh, ini adalah nasihat berharga, sebuah kalimat singkat namun sarat makna, semoga Allah memberikan balasan baik yang berlimpah kepada penyampainya.
Ilmu sangat diperlukan oleh setiap orang sebelum berbicara atau pun berbuat, karena jika suatu ucapan atau amalan tidak dilandasi ilmu, maka kegagalan dan kehancuran lah yang akan muncul.
Al-Imam Al-Bukhari pernah menyebutkan,
Al-Ilmu Qoblal Qoul Wal ‘Amal;
“Harus ada ilmu sebelum berucap dan berbuat.”
Pernyataan indah ini semakna dengan firman Allah,
” فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ “
“Maka berilmulah bahwa laa ilaaha illallah, lalu mintalah ampunan kepada Allah untuk dosamu, untuk kaum Mukminin & Mukminat.” ~Muhammad:19~.
Sangat jelas, Allah terlebih dahulu memerintahkan hambanya untuk berilmu sebelum beristigfar memohon ampunan kepada Nya, dan kita ketahui bahwa istigfar dilakukan dengan ucapan dan perbuatan.
Kaum muslimin yang semoga senantiasa dilindungi Allah,
Seroang muslim yang pandai dan berakal sehat akan selalu sadar bahwa dirinya membutuhkan ilmu dalam segala aspek kehidupan dan aktivitas kesehariannya.
Apalagi, ia tahu bahwa tujuan hidup di dunia fana ini adalah ibadah kepada Allah dengan benar, dan ia pun mengerti bahwa agama islam yang dicintai dan diagungkannya tidak akan pernah terrealisasikan kecuali dengan dua hal yang sangat urgen dan penting, yaitu:
Pertama, tidak boleh ada yang diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah saja.
Kedua, peribadahan kepada Allah akan terwujud dengan benar jika dilakukan sesuai syariat yang telah diatur dan ditetapkan oleh Nya.
Dua hal yang sangat penting ini adalah esensi tauhid, yaitu “asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah”, dan seorang hamba Allah tidak bisa mewujudkan esensi tauhid jika dia bodoh tentang ilmu agama. Hakikat tauhid bisa direalisasikan jika dua poin penting ini terpenuhi yaitu dengan melakukan ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah. Dan bagaimana bisa seorang muslim bisa mengerjakan ibadah yang telah disyaritkan oleh Rabbnya dalam keadaan ia tak berilmu???.
Semoga Allah memberikan semangat kepada kita dan seluruh kaum muslimin untuk mau tafaqquh fid diin “Faham akan urusan Agama”, dan semoga Allah menjauhkan kita dari segala bentuk kebodohan yang akan menghinakan kita di dunia atau pun akhirat. Allahumma amin.
Wallahu A’lam walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Sumber : http://imamsyuhada.wordpress.com/2012/10/09/bodoh-adalah-sumber-kehancuran/